Sebelum membahas lebih lanjut mengenai jejak digital, saya ingin menekankan terlebih dahulu bahwa dengan membuat artikel ini saya tidak bermaksud untuk menakut-nakuti anda, hanya mencoba untuk memberikan kesadaran agar saya dan anda lebih berhati-hati meninggalkan jejak digital.
Apa yang dimaksud dengan jejak digital (digital footprint)? jejak digital menurut Jeffrey A. Lambert dari maximumpc.com adalah informasi yang ditinggalkan setiap kali pengguna Internet menggunakan akses internet baik itu mail, chatting, browsing, website sosial media (facebook, foursquare, dll) secara disadari atau tidak, jejak itu akan tertinggal dan tetap disana sampai jangka waktu yang lama (tidak dapat ditentukan)
Sekilas tampak tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan adanya jejak digital tersebut, tapi tunggu dulu. Jejak digital saat ini ternyata telah banyak digunakan oleh berbagai pihak diantaranya adalah para pencari pekerja. Para pencari kerja menggunakan jejak digital untuk mengenali kandidat dari para pelamar kerja. Seorang calon pekerja yang memiliki sifat pengeluh, temperament, tentu  bukanlah seorang kandidat yang disukai. Sifat negatif yang dinilai melalui jejak digital tentu merugikan sang pelamar pekerjaan. Meskipun sifat yang ditunjukan pada media digital tidak selalu sebanding dengan sifat asli pengguna, akan tetapi tetap saja sang pelamar tidak bisa meminta kepada sang pencari pekerja untuk repot-repot menghabiskan waktu untuk wawancara , bukan ?
Pihak yang memanfaatkan jejak digital lainnya adalah para pemberi beasiswa. Dalam sebuah artikel pada ZDnet.com, Charlie osborne menyarankan untuk melakukan googling terhadap diri sendiri terlebih dahulu sebelum mengirimkan lamaran beasiswa. Organisasi pemberi beasiswa saat ini melakukan cek latar belakang para pelamar beasiswa melalui jejak digital, baik itu lewat profile linkedn atau media sosial lainnya seperti facebook. Foto tidak senonoh atau foto yang tidak layak ditunjukan secara publik bisa jadi mempengaruhi hasil akhir penilaian untuk pelamar beasiswa tersebut.
Dari dua contoh diatas, sudah saatnya mulai sekarang berhati-hati meninggalkan jejak digital didunia maya ini, karena kita tidak pernah tahu siapa yang akan memanfaatkan jejak digital tersebut dikemudian hari. Bisa jadi suatu saat, calon mertua akan melakukan pengecekan latar belakang calon menantunya lewat jejak digital yang ditinggalkan sang calon mantu, bisa batal kawin nanti… he he he 🙂
Pada artikel berikutnya akan kita bahas cara menghapus jejak digital (atau bisa baca langsung lewat link referensi dibawah)
referensi :